Senin, 15 Januari 2018

Data Tuner untuk TV

FUNGSI TUNER, JENIS-JENIS TUNER, FUNGSI KAKI-KAKI TUNER DAN KERUSAKAN PADA TUNER


Tidak lepas dari blok-blok perangkat TV yang segitu banyaknya, Penulis berusaha untuk mengulas beberapa blok saja tetapi dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu blok-blok berdasarkan fungsi dari komponen aktif berikut penjelasan sekadarnya yang Penulis sesuaikan dengan kondisi desain saat ini. Komponen aktif tersebut mungkin saja hanya bagian kecil dari blok yang berada dalam sebuah IC TV atau 1 blok utuh (modul), misalnya tuner.
Sebelum melanjutkan, sebaiknya para Pembaca sudah mengetahui susunan diagram blok dan cara kerja sebuah perangkat TV hitam putih (B/W) dan perangkat TV warna sekaligus dapat membedakan perbedaan bloknya. Banyak sekali literatur-literatur yang menerangkan susunan sistem blok perangkat TV dimaksud.

PEMBATASAN MASALAH
Guna membatasi topik, Penulis hanya mengulas blok-blok dasar, analisa kerusakan-kerusakan beserta tips-tips perbaikan. Semua ulasan ini hanya dibatasi pada blok-blok TV analog yang menggunakan CRT (cathode ray tube) tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyinggung komponen/blok pada jenis tv lainnya.

BLOK 1 TUNER
Fungsi utama tuner adalah untuk menala frekuensi radio kemudian frekuensi yang tertala tersebut diubah menjadi frekuensi baru yang dinamakan frekuensi IF. Frekuensi IF ini yang berisi informasi-informasi/data-data yang dibawa oleh carier/frekuensi radio yang dipancarkan yang nantinya diproses dan diurai menjadi informasi-informasi yang terpisah (mudahnya, jika pada TV yaitu sinyal video dan sinyal audio).
Metode untuk menghasilkan IF umumnya menggunakan metode mixing (pecampuran/heterodyning) dengan osilator lokal, selisih pengurangan atau penjumlahan antara frekuensi lokal dengan frekuensi yang ditala tersebut dinamakan intermediate frequency (IF) yang umumnya besarnya jauh sekali di bawah dari 2 frekuensi yang dicampur tersebut.
Besarnya frekuensi IF yang dihasilkan tuner sangat bervariasi, paling sering dijumpai sekitar 38,9MHz (TDQ-38), kadang ada juga yang 44MHz. Frekuensi IF inilah yang akan diproses/didekoder oleh rangkaian IF hingga akhirnya dihasilkan gambar, suara atau informasi-informasi lain misalnya data teletext, multiplex/nicam dan lain-lain.

Skema/diagram Blok Dasar Tuner 1 Band
FUNGSI TUNER, JENIS-JENIS TUNER, FUNGSI KAKI-KAKI TUNER DAN KERUSAKAN PADA TUNER

Di atas adalah diagram blok tuner 1 band dan tidak jauh berbeda untuk band yang lain. Sinyal RF diterima oleh antena kemudian ditala/dipilih oleh rangkaian tala pada penguat RF pertama kemudian dimasukan ke rangkaian mixer, mixer ini berfungsi untuk mencampur frekuensi yang telah terpilih dan dikuatkan oleh penguat RF pertama dengan frekuensi lokal yang tertala juga. Dari proses mixing tersebut, dihasilkan beberapa frekuensi baru yang salah satunya dikuatkan dan difilter untuk menghasilkan frekuensi IF. Karena frekuensi IF yang dihasilkan harus dipertahankan pada frekuensi tertentu, maka semua rangkaian tala harus dalam posisi yang selaras, artinya, jika rangkaian tala/pemilih digeser naik 1MHz, osilator juga digeser naik 1MHz juga, keduanya secara bersamaan.
Rangkaian tala umumnya terdiri dari induktor dan kapasitor yang tersusun secara paralel (membentuk band pass filter atau perangkap gelombang). Pada umumnya, rangkaian tala pada osilator lokal juga mempunyai bentuk yang sama pula. Sedangkan metode-metode penggeseran/pemilihan frekuensi dengan menggeser nilai capasitor dalam rangkaian resonansinya, dapat menggunakan varco atau menggunakan dioda varaktor. Dioda varaktor ini bekerja mirip dengan kapasitor trimmer, tetapi dengan kontrol tegangan. Semakin tinggi tegangan yang masuk, semakin rendah nilai kapasitansi varactor, semakin rendah nilai kapasitor, semakin tinggi frekuensi yang tertala atau yang dihasilkan oleh osilator lokal.

Jenis-jenis Tuner
Banyak sekali jenis tuner TV, tetapi Penulis di sini hanya mengulas 3 jenis tuner saja yang Penulis kelompokkan dari metode penggeseran frekuensi dan yang sering ditemui.
  1. Tuner Biasa/manual, tuner ini dapat ditemukan pada TV-TV model lama yang manual, metode penggeserannya menggunakan varco yang dilengkapi dengan knop. Umumnya terdiri dari 1 band saja untuk satu modul tuner.

  1. Tuner VT, metode penggeserannya sudah menggunakan tegangan sebagai kontrolnya, reactor aktifnya menggunakan dioda varactor (variable reactor). Ciri utamanya, masih menggunakan pin/kaki yang berfungsi sebagai masukan tegangan kontrol frekuensi yang dinamakan kaki VT (voltage tune). Besar tegangan VT dalam rentang 0 s/d 30an volt. Pada model TV lama, tegangan VT ini dihasilkan oleh potensio/trimpot pemilih channel/gelombang. Sedangkan pada model yang lebih baru, sudah menggunakan IC program untuk mengontrolnya.

  1. Tuner PLL. Secara internal, metode penggeseran sama dengan tuner VT, perbedaannya, di dalam tuner tersebut sudah dilengkapi rangkaian PLL. Karena yang digunakan adalah PLL/synthesizer, maka cara penggeserannya cukup dengan data yang dikirimkan oleh IC program ke prosesor PLL dalam tuner tersebut. Umumnya menggunakan bus data berjenis I2C, karena bus data jenis ini sudah lazim dipakai pada desain perangkat televisi. Ciri utama tuner ini adalah adanya kaki/pin SDA dan SCL, dan juga pin untuk sumber tegangan VT tetap.


Fungsi-fungsi Kaki pada Tuner
  1. AGC, Automatic Gain Control. Tidak semua gelombang RF yang diterima mempunyai daya yang sama, ada yang jernih ada juga yang kurang. Ada sinyal yang kuat juga ada yang lemah. Guna mengatasinya, dibuatkan pin/kaki AGC yang berfungsi untuk mengatur penguatan secara otomatis, level tegangan pada pin ini secara otomatis akan mengikuti tingkat level kuat tidaknya sinyal RF yang masuk, tegangan berasal dari blok IF. Cara kerjanya secara umum yaitu semakin kuat sinyal RF yang masuk/ditala, semakin kecil tegangan pada pin ini. Tegangan yang bervariasi pada pin ini bersumber dari penguat AGC pada blok IF.

  1. AFT, Automatic Fine Tuning. Osilator lokal pada tuner umumnya berjenis VFO (variable frequency oscillator), yang berciri khas mudah digeser sekaligus mudah bergeser sendiri, sehingga dapat sedikit menggeser talaan yang dilakukan oleh tegangan VT. AFT digunakan untuk ‘mengembalikan’ frekuensi yang bergeser tersebut dalam rentang yang relatif sempit. Jika talaan bergeser melebihi ambang AFT, maka VT yang digunakan untuk fungsi ‘mengembalikan’ talaan tersebut.

  1. VT, Voltage Tune. Di awal sudah disinggung fungsi dari VT, yaitu untuk menggeser frekuensi tuner berdasarkan tegangan yang diberikan ke pin ini. Tegangan VT ini umumnya dikontrol oleh pemilih channel. Jika pemilih channelnya menggunakan IC program, maka pengontrol besar tegangan pada VT adalah IC program. Ketika proses Search, normalnya akan terukur tegangan pada pin ini dimulai dari 0V dan beranjak naik hingga sekitar 33V.

  1. SDA, SCL. Pin ini dapat ditemukan pada tuner-tuner model PLL. Berfungsi sebagai jalur pengontrol tuner, hampir semua fungsi dalam tuner dapat dikontrol oleh bus data ini. Tuner-tuner PLL, tidak lagi menggunakan tegangan VT untuk menggeser frekuensi tuner, tetapi dengan data yang dikirimkan ke tuner, maka tuner secara otomatis akan mengeset VT-nya sendiri berdasarkan data yang dikirimkan oleh IC program/controller.

  1. BM, BP. Adalah pin supply tegangan untuk tuner. Tegangan kerja sebuah tuner bervariasi, tergantung tipe dan model. Banyak ditemui yang mengkonsumsi tegangan 5, 9 dan 12V.

  1. BL, BH, BU. Merupakan pin supply tegangan untuk tiap band. Fungsinya untuk memberi tegangan blok band rangkaian tuner. Pin BM pada tuner dipakai untuk mensupply blok penguat IF, sedangkan pin BL, BH dan BU digunakan untuk mensupply blok-blok dari tiap band pada tuner sehingga fungsi utamanya sebagai pemilih band dari tuner tersebut, caranya dengan memberi tegangan pada salah satu pin band tersebut.

  1. BAND A, BAND B. Berbeda dengan pin band supply di atas, pin ini juga berfungsi sebagai pemilih band. Untuk memilih band tinggal memberi tegangan (umumnya dalam level logik, 5V) berdasarkan bilangan biner 2 bit, bit pertama band_B dan bit kedua adalah band_A. Sedangkan bilangan biner 2 bit secara urut adalah, 00, 01, 10 dan 11, jadi memungkinkan untuk membuat/memilih 4 kombinasi hanya dengan 2 pin ini.

  1. IF-O. Pin ini merupakan pin keluaran dari modul tuner. Ada yang cuma 1 pin IF out ada juga yang 2 IF out. Keluaran dari pin ini yang akhirnya didekoder/diproses oleh rangkaian/blok IF.

  1. Pin-pin lainnya, biasanya berfungsi lebih spesifik dan tidak begitu populer misalnya Tuner Address.


Kerusakan-kerusakan pada Tuner
  1. Tidak bisa menangkap gelombang, penyebabnya antara lain : 1. pin Antena lepas, untuk mengeceknya tinggal membuka penutup/casing tuner. Biasanya hanya dengan solder ulang. 2. AGC yang tidak bekerja, prinsip dasar AGC adalah memberikan tegangan bias kepada tuner yang besar tegangannya disesuaikan secara otomatis oleh kuatnya sinyal yang masuk. Semakin besar/kuat sinyal yang masuk, semakin kecil tegangan pada pin AGC. Dan 3. IF out tidak ada yang mungkin disebabkan rusaknya blok mixer.

  1. Gelombang bergeser, sering disebabkan karena varaktor tidak lagi mampu mempertahankan nilainya, juga sering disebabkan oleh sistem AFT pada bagian IF yang bermasalah.

  1. Tidak bisa diset/dipilih band-nya, sistem band swith umumnya menggunakan dioda, dengan dioda yang bocor, dapat menyebabkan bocornya tegangan ke pemilih band yang lain.

Memahami macam-macam jenis TUNER teve

Revisi 00 - September 2010

Tuner yang dipergunakan pada teve model lama dan teve model baru ada beberapa perbedaan. Oleh karena itu memahami macam-macam jenis tuner akan bermanfaat jika kita ingin mengganti tuner dengan model lain.

Tegangan suply tuner.
Tuner model lama umumnya menggunakan tegangan suply 12v, sedang model-model baru umumnya menggunakan tegangan suply 5v. Ada yang menggunakan tegangan 9V, tetapi sangat jarang dijumpai.

Voltage Synthesizer tuner (VS tuner)
Tuner yang  menggunakan kontrol tuning (VT atau BT)  dengan tegangan antara 0 hingga 33v dinamakan Voltage Synthesizer tuner. Dapat dijumpai pada pesawat teve model-model  lama maupun  baru
Berdasarkan cara kontrol band-switch, maka Tuner VS ada 2 macam, yaitu
  • Menggunakan 3 input Band-sw, yaitu VL-VH-U
  • Menggunakan 2 input Band-sw, yaitu Band sw1 dan Band sw2. Sebenarnya tuner ini hampir sama dengan tipe 3 band-sw. Sebab kontrol 2 band-sw ini didalam tuner akan tetap dirubah menjadi 3 band-sw.

Frequency Synthesizer tuner (FS tuner) atau tipe PLL
Tuner dimana tegangan tuning maupun tegangan band swicth  dikontrol secara digital lewat komunikasi SDA dan SCL. Tuner ini mempunyai beberapa suply tegangan Vcc, yaitu
  • 5V digunakan untuk bagian digital kontrol dan sirkit tuner
  • 33V (tegangan tetap atau fixed) digunakan untuk mensuply tegangan kontrol tuning pada sirkit digital didalam tuner.
  • (Tuner lama) kadang ada tambahan tegangan 12v untuk bagian sirkit tuner.

Band frekwensi.
Berdasarkan lebar jangkauan penerimaan band-frekwensi, tuner ada 3 macam
  • Tuner normal
  • Tuner superband
  • Tuner hyperband

Tuner normal, yaitu tuner yang dapat menerima siaran “on-air” (teresterial) teve pada band frekwensi :

Frekwensi VHF      Band I      - VL       41 –  68 Mhz 
                                 Band III    - VH     174 - 230 Mhz 
Frekwensi UHF      Band IV    - U       470 - 581 Mhz
                                 Band V     - U       582 - 960 Mhz

  • Band II 87.5 – 104 Mhz digunakan untuk siaran radio FM
  • Band VL dan VH dipakai untuk siaran chanel 2 hingga 12
  • Band  U dipakai untuk siaran chanel 21 hingga 69

Tuner Superband dan Hyperband, yaitu tuner yang dapat menerima siaran seperti tuner normal ditambah kemampuan untuk menerima siaran “off air” CATV ( teve kabel).
  • Band S menggunakan band frekwensi antara VL dan VH
  • Band H menggunakan band-frekwensi antara VH dan U
  • Tuner Superband dapat menerima siaran band S
  • Tuner Hyperband dapat menerima siaran band S dan band H

Berdasarkan frekwensi IF out
Frekwensi IF out tuner ada yang mempunyi frekwensi 38/38.9/45.75 Mhz. Di Indonesia umumnya menggunakan frekwensi 38.9Mhz, tetapi kadang ada yang menggunakan 38.0Mhz

Berdasarkan pin-out
Tuner lama ada beberapa macam konfigurasi pin-out. Tetapi sekarang hampir semua tuner sudah menggunakan standard internasional 11-pin

Universal tuner
China saat ini sudah memproduksi "universal tuner" 11-pin. Cuma dipasaran Indonesia kami belum mengetahui apakah sudah ada atau belum. Tuner ini dapat digunakan untuk pengganti macam-macam jenis tipe tuner dan  tuner ini langsung dapat menyesuaikan  dengan tegangan 5, 9, atau 12v.

Konektor RF input antena
Bentuk konektor input antena ada 2 macam, yaitu
  • Konektor jenis RCA
  • Konektor RF anteout




Tuner modul
Tuner modul adalah merupakan tuner sekalian didalamnya terdapat sirkit Video IF amplifier dan FM-detektor. Tuner semacam ini ada yang menggunakan VS dan ada pula yang menggunakan FS. 
Tuner modul mempunyai keluaran seperti :
  • RF AGC-out
  • RF AFC-out
  • Audio-out
  • Video-out
  • Base band out, yaitu sinyal untuk diproses kesirkit suara stereo.

Kecuali itu didalam tuner kadang juga diperlengkapai dengan audio-switch untuk TV/AV-in. Oleh karena itu untuk suara dari AV-in disambung lewat Audio-in yang terdapat pada tuner modul. Volume untuk suara kadang juga dikontrol didalam tuner modul.


Impedansi input/output
Semua jenis tuner mempunyai impedansi input/output 75 ohm.


Bagaimana membedakan tuner VS 2 band-sw dengan tuner FS PLL
  • Dalam keadaan dilepas dan kesemua 11 kaki pin-nya tidak dipotong, maka kadang sulit untuk membedakan antara tuner 2 band-sw dengan tuner FS.
  • Beberapa model tuner ada yang kaki-kaki  pinnya sebagian dikosongkan. Tuner FS mempunyai pin tegangan 30v yang lokasinya nomor 3 dari belakang (dari pin IF out).

Tips kerusakan tuner/if AGC


Jenis2 kerusakan yg disebabkan tuner/if AGC :
tuner TV dibedakan 2 jenis :
1. VS/voltage synthesizer tuner yg dimana penalaan frequensi menggunakan system tegangan tuner ini dibedakan lagi menjadi 2 :
A. Tuner VS lama yg mempunyai 8 kaki dengan pin out :
- UHF
- VT/BT
- VHF-H
- AGC
- VHF-L
-AFC/AFT
- BM/B+ biasanya 9V/12V
- IF out
B. Tuner vS baru dimana switch band tertanam didalam tuner,yg ini cuma ada 6 kaki/pin dengan urutan pin out :
- AGC
- VT/BT
- Band II
- Band I
- BM/B+ biasanya 5V/9V
- IF out
2. Tuner FS/frequensi synthesizer dimana penalaannya menggunakan frequensi/
angka2 digit,biasanya terdiri dari 9-11 kaki dengan pin out :
- AGC
- VT/kadang ada kadang gak ada
- ADR/GND
- SCL 
- SDA
- Band I/BM
- Band II/BM 
- GND
- +33V
- IF out
4. Ciri2 tuner rusak system VS :

A. Channel discan termemori gak sampai 1 menit hilangB. Discan cuma masuk beberpa channel padhal tegangan VT normal naik turun dari 0-27V
C. Disentuh diujung tuner sama sekali tidak ada reaksi kedip diraster TV,dengan catatan B+ tuner ada tegangan,tegangan AGC ada 2/3 tegangan B+ tuner,UHF/Band I/II ada tegangan
4. Kerusakan yg disebabkan IF rusak,discan gambar tak bisa dimemori/hanya bisa fine tune,jika memakai travo IF ganti capasitor didalam travo IF dengan nilai 22PF-68PF
5. Kerusakan pada IF AGC,adjust AGC biasanya gak fungsi ganti elco pada Pin If AGC,contoh pada ic Toshiba 8873/8895 pin 39,pin 9 ic LA76810/18
6. Kerusakan transistor VT biasanya berpengaruh pada channel yg bergeser/cuma sebagian yg bisa dimemori
7. Jika discan termemori semua channel 5 menit kemudian hilang cek/ganti milar/elco bias pada R VT 10K yg diseri ke VT tuner
8. Kerusakan pada Tuner jenis FS kebanyakan pada :
A. Putusnya jalur SCL tuner ke ic
micon/memori
B. Drop/hilangnya tegangan +33V di kaki tuner disebabkan dioda zener 33V short/elco 10uf/250V kering jika tegangan +33V diambil dari +185V lewat sebuah R 10K-15K 2watt
C. Data yg berubah pada ic epprom/memori karena corup
D. Tegangan AGC tuner hilang
Source From : Oscar Permana


Tuner, atau Penala berfungsi untuk memilih kanal / stasiun dengan cara merubah gelombang radio yang diterima antena menjadi signal IF (Intermediate Frequency). Didalam Tuner terdapat 3 rangkaian utama, yaitu : (1) Penguat frekuensi tinggi / Penguat RF (RF Amplifier), (2) Pencampur (Mixer) dan (3) Osilator lokal (Local Oscillator).
Penguat Frekuensi Radio (Penguat RF) 
Penguat frekuensi tinggi, seperti namanya, berguna untuk menguatkan sinyal frekuensi radio yang diterima oleh antena. Penguat RF ini harus memiliki karakteristik penguatan yang merata pada seluruh bidang frekuensi dan memiliki perbedaan penguatan antar kanal yang sekecil mungkin. Karena rasio S/N (perbandingan sinyal terhadap noise) ditentukan oleh penguat RF ini, maka penguat RF harus memiliki penguatan (gain) yang cukup besar, tetapi juga harus tetap menghasilkan distorsi yang kecil jika ternyata gelombang yang diterima sudah cukup besar, untuk itulah maka ditambahkan rangkaian kontrol penguatan otomatis (AGC / Automatic Gain Control) yang diumpan-balik kan pada rangkaian RF ini.
Pencampur (Mixer) 
Fungsi mixer adalah mencampur gelombang radio yang diterima antena yang telah dikuatkan oleh Penguat RF dengan keluaran osilator lokal sehingga diperoleh signal IF (intermediate frequency) yang merupakan selisih dari kedua frekuensi yang dicampur tersebut. Frekuensi pembawa sinyal yang dikeluarkan rangkaian mixer ini adalah dibuat tetap sebesar 38,9 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya juga terdapat sinyal singkronisasi dan frekuensi sebesar 33,4 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa suara.
Osilator Lokal (Local Oscillator) 
Fungsi osilator lokal adalah membangkitkan frekuensi yang nantinya dicampur dengan frekuensi yang diterima antena sehingga didapat frekuensi IF, frekuensi osilator lokal dapat diubah-ubah sesuai dengan kanal / saluran yang dipilih.Osilator lokal harus sangat stabil, karena jika osilator lokal mudah tergeser maka gambar dan suara tidak dapat direproduksi dengan sempurna. Untuk mendapatkan ke-stabilan ini maka ditambahkan rangkaian kontrol AFT (Automatic Frequency Tuning) atau AFC (Automatic Frequency Control) yang berguna untuk mendeteksi penggeseran frekuensi pembawa sinya IF gambar yang kemudian di umpan-balikkan ke osilator lokal, sehingga osilator lokal di-stabilkan oleh tegangan umpan-balik tersebut (tegangan AFT / AFC)
Kaki-kaki Pada Tuner (Pin-pin pada tuner) 
Pada beberapa type, tuner memiliki kaki lebih dari 15 pin, namun beberapa yang lain hanya memiliki 5 pin saja, banyak sedikitnya pin tergantung seberapa komplek rangkaian pada tuner tersebut, karena ada beberapa tuner yang sudah digabungkan dengan penguat IF nya dalam satu blok, sehingga kaki-kaki dari tuner tersebut menjadi banyak. Secara umum tuner memiliki kaki dengan fungsi IF, B+, AGC, AFT, VT dan pemilih BAND. Berdasarkan fungsi kaki ini, khususnya kaki-kaki pengontrol pemilih Band dan tegangan tuning (tala) tuner dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : (1) Tuner Analog, (2) Tuner Semi Digital, dan (3) Tuner Digital. Perbedaan mendasar dari tuner dengan sistem pengontrolan analog terhadap tuner dengan sistem pengontrolan digital adalah : Pada tuner dengan sistem pengontrolan digital, fungsi VT dan pemilih BAND di proses didalam tuner sehingga pin VT, VL, VH, dan VU yang ada pada tuner analog digantikan dengan pin SCL, SDA dan tegangan supply 33 Volt, Sedangkan untuk tuner dengan sistem pengontrolan semi digital, hanya pin pemilihan Band saja diproses didalam tuner, sehingga pin yang semula VL, VH, dan VU digantikan dengan pin B1 dan B2.
Tabel Fungsi Pin / Kaki Pada Tuner
Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Analog

Nama Kaki
Nama lain
Fungsi
Keterangan
IFKeluaran IF
BMB+Tegangan Vcc tuner5, 9 atau 12 Volt tergantung type-nya
AFCAFTMasukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga kestabilan frekuensiTegangan berubah saat frekuensi tergeser
BLVHL, VLMemilih BAND VHF Low (48 - 82 Mhz) atau Kanal 2 - 60 Volt = Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
BHVHMemilih BAND VHF High (175 - 224 Mhz) atau Kanal 7 - 130 Volt = Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
BUVUMemilih BAND UHF High (471 - 855 Mhz) atau Kanal 14 - 830 Volt = Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
AGCMasukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC)Saat signal lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BTVTMasukan tegangan pengontrol frekuensi tuning(Voltage Tuning)0 - 33 Volt
Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Semi Digital
Nama Kaki
Nama lain
Fungsi
Keterangan
IFKeluaran IF
BMB+Tegangan Vcc tuner5, 9 atau 12 Volt tergantung type-nya
AFCAFTMasukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga kestabilan frekuensiTegangan berubah saat frekuensi tergeser
B1V1Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF0VHF Low1VHF High1UHF
B2V2Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF101
AGCMasukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC)Saat signal lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BTVTMasukan tegangan pengontrol frekuensi tuning (Voltage Tuning)0 - 33 Volt
* 0 = 0 Volt, 1 = Setara tegangan Vcc
Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Digital

Nama Kaki
Nama lain
Fungsi
Keterangan
IFKeluaran IF
BMB+Tegangan Vcc tuner5, 9 atau 12 Volt tergantung type nya
AFCAFTMasukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga kestabilan frekuensiTegangan berubah saat frekuensi tergeser
SCLSerial Clock5 Volt
SDASerial Data5 Volt
AGCMasukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (Automatic Gain Control)Saat signal lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
BTVTSuplay tegangan frekuensi tuning33 Volt
Dibawah ini adalah tabel susunan kaki Tuner yang ada dipasaran

Type / Model
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2-3-1
AGC
BT
B2
B1
BM
IF
6-1
AGC
BT
BU
BH
BL
BM
IF
JCH5912EV-B
AGC
BT
BU
BH
BL
BM
AFC
IF
JCH5912EV-B
AGC
BT
NC
B2
B1
BM
AFC
GND
NC
GND
IF
7-1, 113-118
BU
BT
BH
AGC
BL
AFC
BM
IF
FSDA05T-3 
AGC
AS
SCL
SDA
NC
BP
BT
NC
NC
NC
IF

Beberapa Model / Type Tuner yang sering digunakan Televisi
113-118, 113-198A, 113-198C , 113-202 , 113-202A , 113-202B , 113-202C , 113-202K , 113-202N , 113-202P , 113-202T , 113-241 , 113-241A , 113-241C , 113-244Z , 115-V-0125AQ , 1-464-756-11 , 1-464-756-21 , 1-465-371-11 , 1-465-371-12 , 1AV4F1BAM0010 , 1AV4F1BAM0140 , 1AV4F1BAM0160 , 1AV4F1BAM0161 , 1AV4F1BAM0190 , 1AV4F1BAM0210 , 1AV4F1BAM0211 , 1AV4F1BAM0213 , 1AV4F1BAM0242 , 1AV4F1BAM0243 , 1AV4F1BAM0244 , 1AV4F1BAM0246 , 1AV4F1BAM0270 , 1AV4F1BAM0280 , 6700PFPL05A , 6700VNF004E , 6700VNF004H , 6700VNF009V , 6700VNF010B , 6700VNF010C , 6700VNF010D , 6700VPF003B , 6700VPF003D , 6700VPF005D , 6700VPF009D , 6700VPF009L , 6700VPF009V , 6700VPF009Z , 6700VPV002A , 6700VPV002A , 8-598-039-01 , 8-598-039-02 , 8-598-047-00 , 8-598-047-01 , 8-598-047-20 , 8-598-047-40 , 8-598-047-41 , 8-598-254-00 , 8-598-254-10 , 8-598-254-20 , 8-598-254-50 , 8-598-269-00 , 8-598-339-00 , 8-598-339-00 , 8-598-339-10 , 8-598-339-10 , 8-598-339-20 , 8-598-339-20 , 8-598-339-30 , 8-598-339-30 , 8-598-340-00 , 8-598-340-10 , 8-598-340-20 , 8-598-341-00 , 8-598-426-00 , BTF-WA401 , CHR7C707B , DCF8719 , DCF8724 , DT5-BF18D , DT5-NF20D , DT5-NF20F , DT9-NF07D , DT9-NF10D , DT9-NF10F , DT9-NF20D , EC926X2 , EC931X3 , EL463 , EL811 , EL811LX1 , EL813 , EL921 , EL921L2 , ELA11L1 , ENV56878G2 , ENV56897G3 , ENV-568B2G3 , ENV568D4G3 , ENV568D4G3 , ENV568H3G3 , ENV568L1G3 , ENV568L1G3 , ENV568N0G3 , ENV56D01G3 , ENV56D02G3 , ENV56D15G3 , ENV56D18G3 , ENV56D20G3 , ENV56D35G3 , ENV56D44G3 , ENV56D71G3 , ENV59D06G3 , ENV59D36F2 , ENV59D58G3 , ENV59D58G3 , ENV59D68F1 , ENV59D82G3 , ENV59D99G3 , ENV59DL4G3 , ET-3D1-EW , EWT-5V3K2-E01W , FI1216 , FI1246 , FI1256 , KS-H-104EA , LED PLUG , MTM-4045 , MTP-MM-4015 , QAU0168-002 , SKW-142 , SKW-151 , ST5HD84 , ST5HD970 , ST5HZ64 , ST5UF51 , ST5UF770 , ST5UF78S , ST5UF83A , ST5UZ68 , ST6HD64 , ST6UF66 , ST6UF78 , TCMU30111PTT , TCPN4782PA16A , TDF-3M3S , TDQ-38 , TDQ-3-CATV , TECC0949PG35A , TECC0949PL35A , TECC0949VG28A , TECC0949VG28A , TECC0949VG28B , TECC0949VG29A , TECC0949VG29B , TECC0949VG33A , TECC0949VG33B , TECC0985VD28A , TECC1040PG26B , TECC1040PG26B , TECC1040PG26C , TECC1040PG26E , TECC1040PG30M , TECC1040PG31A , TECC1040PG32A , TECC1040PG32T , TECC1040PG36A , TECC1070PG21B , TECC1070PG26A , TECC1070PG26B , TECC1070PG31A , TECC1070PG32A , TECC1070PK22A , TECC1080PK21B , TECC1080PK25A , TECC1080PK25B , TECC1880PA08A , TECC1880PA08C , TECC1880PA08C , TECC1880PA09A , TECC1880PA09C , TECC1880PA21A , TECC1880PA21B , TECC1880PA21D , TECC1880PA21K , TECC1880PK21B , TECC1880PK25A , TECC1880PK25B , TECC1880PK25D , TECC1970PG26A , TECC1980PA21A , TECC1980PK25A , TECC1980PK25D , TECC1980VA15A , TECC2949PG28A , TECC2949PG28B , TECC2949VG28A , TECC2989VA14B , TECC2989VA15A , TECC2989VA15B , TECC2989VA24A , TECC2989VD28A , TECC2989VD28B , TELH9-226C , TELH9-313A , TELH9-930A , TEMIC 3400 , TEMIC 3402 , TEMIC 5000 , TEMIC 5002PH5 , TU8NSM01F , TUNER 2900 , TUNER EC411 , TUP1105 , TUSH8-C90B , TUSH8-C90E , TUSH8C90F , TUSH8-C90H , TVCH-3103B , TVSH6UZFF , UV1315 , UV1316 , UV1355 , UV915 , UV916 , UV917 , VTSA7UK50 , VTSH6JF65 , VTSH6UF65 , VTSH6UF78 , VTSH6UZ60 , VTSH6UZ61-P , VTSH6UZ62P , VTSH6UZ64 , VTSH6UZ78 , VTSH6UZFC , VTSH7UF56 , VTSH7USZFD , VTSH7USZFD1 , VTSH7UZ50 , VTSH7UZ50 , VTSH7UZ51 , VTSH7UZ59 , VTSH7UZ64 , VTSH7UZ64 , VTSH7UZ68 , VTSH7UZ73 , VTSH7UZFD1 , VTSR7UD52 , VTSR7UF56 , VTSR7UF67A , VTSR7UZ50 , VTSS6USEFH , VTSS6USZF , VTSS6USZF , VTSS6USZF7 , VTSS6USZFE , VTSS7USZF1 , VTSS7USZFC , VTSS7UZF1, Dll
Kesalahan yang sering ditemui pada Tuner
Dibawah ini adalah gejala yang sering ditemui pada televisi yang dapat menunjukkan bahwa tuner kemungkinan dalam kondisi rusak, tetapi gejala-gejala tersebut harus dibarengi dengan proses pengukuran tegangan masukan pada kaki-kaki tuner dan sinyal masukan dari antena. Jika hasil pengukuran tegangan masukan dan sinyal masukan dari antena dalam kondisi normal, tetapi tetap muncul gejala-gejala seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini, maka blok tuner bisa dipastikan dalam kondisi rusak.

GejalaHasil PengukuranKemungkinan Kerusakan pada
Penerimaan sinyal lemah (noise)Tegangan AGC normal, Sinyal antena kuatPenguat RF
Tidak dapat menerima siaran sama sekaliTegangan VT, AGC, pemilih band normalPenguat RF, Mixer, Osilator lokal
Tidak dapat menerima siaran pada salah satu bandTegangan pemilih band normalOsilator lokal
Frekuensi bergeserTegangan VT normal, AFT normalOsilator lokal
Sebelum melakukan penggantian blok tuner, coba lakukan penyolderan ulang pada setiap solderan komponen dalam tuner yang kemungkinan solderannya terjadi keretakan setelah lama digunakan, sebab sering kali tuner kembali normal setelah dilakukan penyolderan ulang, solderan yang mengalami keretakan disebabkan oleh suhu dalam tuner yang meningkat saat tuner bekerja, suhu yang tinggi tersebut menyebabkan timah solder meleleh, sehingga solderannya menjadi retak.

MODIFIKASI TUNER


CONTOH KASUS : 

  • Toshiba 29” eks bengkel lain. Datang dalam keadaan sudah tanpa Tuner
  • Ketika kami tanyakan tuner bekas sudah tidak ada lagi. Informasi pemilik sudah dicarikan kemana-mana tidak ada
  
PEMERIKSAAN AWAL DAN PERCOBAAN : 

  • Hasil pemeriksaan pada main board tuner yang digunakan adalah jenis FS (frequency sythesizer) atau PLL
  • Kebetulan kami memiliki stock (bekas cabutan) beberapa macam tipe tuner PLL seperti merk Samsung, China, Panasonic, Sanyo, Sony………….. maka terus kami lakukan percobaan satu demi satu.
  • Dan hasilnya….tidak ada sebuahpun yang cocok……… atau dapat terima siaran
  • Tetapi pada saat mencoba dengan eks Sony Kirarabaso……tegangan pada pin-VT tuner bisa main berubah dari 0 ~ 32v ketika dicoba auto-search….hanya gambarnya tidak terima sama sekali
Wah sayang sekali kalau hanya gara-gara tidak ada tuner - teve yang tabungnya masih bagus ini tidak dapat digunakan atau harus ganti mesin. Setelah berpikir beberapa saat maka kemudian kami lakukan percobaan modifikasi sebagai berikut. 
  
SOLUSI : 

  • Pasang tuner biasa jenis VS (Voltage synthesizer) pada lokasi bekas tuner yang rusak. Tuner ini yang kami sambung adalah kaki-kaki : (Vcc 5v), (AGC), (IF-out), (Gnd)
  • Pasang pada lokasi terpisah tuner eks Sony Kirarabaso, dimana yang kami sambung adalah kaki-kaki : (Vcc 5v), (Vcc 30v), (SDA), (SCL).
  • Kemudian pin-VT dari Sony kami sambung ke pin-VT tuner VS.
  • Coba auto-search…………..dan jreeeeeng…….gambar bisa terima…….dan semua bisa ter-memori dengan sempurna
  
CATATAN : 
Mengganti tuner PLL dengan tipe lain dan cara memerikas tuner tersebut PLL cocok atau tidak :

  • Pasang tuner
  • Lakukan auto search
  • Amati - apakah raster ada noise yang kuat…..kalau tidak ada berarti tuner tidak cocok
  • Raster ada noise – coba sentuh2 antena input. Jika raster tidak kedip-kedip saat disentuh-sentuh maka tuner tidak cocok
  • Jika tuner tersebut memiliki pin-VT (lokasi didepan setelah pin-AGC). Ukur tegangan VT apakah bisa berubah dari 0 ~ 33v. Kalau tidak bisa berarti tuner tidak cocok. Perlu diketahui bahwa tidak semua tuner PLL mempunyai pin-VT.
kalau tidak punya dan untuk memastikan makan gunakan dulu tuner biasa..

Cara memastikan kalau tuner jensi PLL atau tuner FS rusak.


  • Kadang kita menjumpai Tuner jenis Frequency Synthesizer (FS) atau tuner PLL yang tidak terima siaran. Raster sudah ada noise, tegangan 5v, 32v, SDA dan SCL dicek semaunya normal.
  • Jika tidak menangkap siaran mungkin saja disebabkan problem pada bagian lain seperti Video-IF, ic program, memori, atau tuner itu sendiri. 
  • Mencurigai kerusakan tuner kadang kita ragu-ragu. Apalagi tuner semacam ini kadang tidak dapat diganti dengan sembarang tuner sejenis lainnya.
  • Untuk memastikan masalah betul-betul disebabkan tuner yang rusak, maka kami biasanya memakai cara seperti dibawah ini.

1.       Lepas tuner yg rusak.
2.       Sediakan sebuah tuner biasa atau tuner Voltage Synthesizer (VS) dan sebuah VR 50K
3.       Sementara dengan bantuan kabel-kabel buat sambungan-sambungan sebagai berikut.
4.       Buat sambungan-sambungan ke tuner dengan  Vcc 5v, AGC, IF-out, Gnd.
5.       Kunci tuner pada posisi UHF saja dengan cara memberi tegangan 5v pada pin-UHF jika menggunakan tuner jenis 3 bandswitch. Kalau menggunakan tuner jenis 2 band-switch kunci dengan memberi tegangan 5v pada Band-sw1 dan Band-sw 2.
6.       Satu ujung VR disambung ke Gnd dan satunya lagi ke 33v, dan kaki tengah disambung ke pin-VT tuner.
7.       Hidupkan teve, dan gunakan VR untuk dengan cara diputar-putar untuk mencari siaran.
8.       Kalau gambar dan suara  bisa diterima berarti Tuner PLL memang betul rusak.

JENIS TUNER TV CTR



PIN TUNER TV CINA = 1(.IF) 2.BM(5V) 3.(B1=5V) 4.(B2=5V) 5.(BT.33V) 6.AGC(3-5V)
                                      =1.(IF) 2.(BM.12V) 3.(VHFL.=12V) 4.(VHVH=12V) 5.UHF=12V) .                                                     6.(VT=33V) 7.(AGC=3-5V)

PIN TUNER TV SHAP/POLYTRON = 1.(IF) 2.VT(33V) 3.BM(5V) 4.SDA(5V) 5SCL(5V)6.AGC(3-5V)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar